Jumat, 10 Juli 2009

MEMBUAT PUPUK ORGANIK

1. Bahan-bahan yang digunakan :

a. Kotoran sapi

Kotoran sapi merupakan bahan utama pembuatan pupuk organik karena komposisinya paling banyak yaitu sekitar 85 % dari total bahan. Pada prakteknya sulit untuk memperoleh kotoran sapi yang tidak tercampur dengan bahan-bahan lainnya karena kandang sapi tidak didesain secara khusus untuk memisahkan faeses dan kencing (urin) sapi. Jadi kotoran sapi ini terdiri dari faeses, urin dan sedikit sisa-sisa pakan.

b. Kapur

Kapur digunakan sebagai sumber Calsium dan untuk meningkatkan pH tanah. Kapur yang digunakan adalah kapur untuk bangunan yang telah mati (tidak menimbulkan panas jika dicampur dengan air). Jumlah kapur yang digunakan untuk membuat pupuk organik ini adalah sekitar 5 % dari total bahan.

c. Serbuk gergaji

Serbuk gergaji merupakan limbah dari industri penggergajian kayu. Serbuk gergaji sebaiknya berasal dari kayu yang tidak keras dan tidak bergetah seperti kayu sengon. Jumlah serbuk gergaji yang digunakan sekitar 5 % dari total bahan.

d. Abu

Abu yang dimaksud adalah abu yang berasal dari pembakaran bahan organik, seperti abu dari pembakaran sekam padi, abu dari pembakaran jerami, maupun abu dapur yaitu abu hasil pembakaran kayu/ ranting untuk memasak. Jumlah abu yang digunakan sekitar 5 % dari total bahan.

e. Probiotik

Probiotik digunakan untuk mempercepat proses pengkomposan bahan-bahan organik. Jenis dan merek probiotik yang beredar di pasaran saat ini cukup banyak, masing-masing dengan promosi keunggulan dan cara penggunaannya. Pada kaji widya ini digunakan probiotik BIOSUP yang diproduksi oleh P4S Subur di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

2. Proses Pembuatan Pupuk Organik.

Yang perlu diperhatikan adalah tempat untuk membuat pupuk organik ini harus ternaungi sehingga tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung, dan tidak tergenang air jika hujan.

Proses pembuatan pupuk organik diawali dengan pencampuran BIOSUP dengan tetes dan air. BIOSUP merupakan koloni mikroba dalam kondisi non aktif, sehingga harus diaktifkan kembali dengan cara mencampur dengan tetes dan air. Dosis pencampuran adalah 1 liter BIOSUP, 2 kg tetes dan 200 l air, dicampur secara homogen dengan cara diaduk aduk, kemudian didiamkan selama sekitar 15 menit sebelum digunakan. Dosis ini dapat digunakan untuk membuat pupuk organik sebanyak 1 ton.


Kemudian campurkan dengan merata bahan-bahan yang lainnya. Untuk dapat mencampur dengan merata dibuat berlapis-lapis seperti ilustrasi berikut kemudian disisir dengan cangkul:

PROBIOTIK

ABU

KAPUR

SERBUK GERGAJI

KOTORAN SAPI

PROBIOTIK

ABU

KAPUR

SERBUK GERGAJI

KOTORAN SAPI

3. Mengamati Proses Perubahan Suhu.

Apabila proses dekomposisi terjadi, akan timbul panas. Panas yang timbul bisa mencapai 70 ° C sehingga akan mematikan biji-biji gulma yang ada pada bahan pupuk organik. Untuk meratakan panas yang timbul, maka tumpukan bahan pupuk organik harus dibalik. Pembalikan dilakukan seminggu sekali, sehingga selama proses pembuatan pupuk organik ini dilakukan 4 kali pembalikan.

4. Pengayakan

Setelah pembalikan ke 4, pupuk organik telah jadi yang ditandai dengan sudah tidak terjadi peningkatan suhu. Untuk memperoleh partikel pupuk yang sama, maka harus dilakukan pengayakan. Pengayakan bisa dilakukan dengan menggunakan kawat kasa yang berukuran lubang 1 x 1 cm.

5. Pengemasan

Setelah diayak, pupuk organik perlu dikemas untuk memudahkan dalam pengangkutan dan menambah keindahan sehingga menarik konsumen. Berat kemasan bervariasi dari mulai 5 kg sampai dengan karung plastik dengan berat 50 kg, tergantung dari permintaan konsumen.

PROBIOTIK


Pengertian probiotik secara umum adalah suatu bahan feed suplement yang berupa jasad hidup mikrobial yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi ternak induk semangnya (host) dengan meningkatkan keseimbangan mikrobial pada saluran pencernaan ternak tsb.

Seperti diketahui bahwa di dalam saluran pencernaan ternak yaitu di bagian lambung dan usus terdapat berjenis-jenis mikrobia. Mikrobia yang terdapat di dalam pencernaan tersebut dibedakan dalam 2 tipe. Tipe yang pertama adalah mikrobia yang bersifat menguntungkan ternak selama proses pencernaan berlangsung sehingga dikenal sebagai benefical species dan tipe kedua adalah tipe yang bersifat patogen, yaitu yang dapat menimbulkansejumlah penyakit pada ternak. Pada keadaan normal yaitu pada kondisi kesehatan ternak dalam keadaan baik, kedua tipe mikrobia tersebut berada dalam keadaan seimbang. Sejumlah interaksi simbiosis dan kompetisi terjadi di antara kedua tipe mikrobia tersebut. Keadaan seimbang tersebut tidak selamanya tetap, misalnya pada saat ternak mengalami stress, akan menyebabkan perubahan keseimbangan yang lebih mendukung ke arah mikrobial patogenik dominan dan menyebabkan turunnya performance ternak, gangguan pencernaan, dan pada keadaan yang parah dapat menyebabkan kematian. Penggunaan probiotik dalam pakan akan membantu mencegah serangan mikrobia patogen selama ternak mengalami stress.

Peranan Probiotik pada Ternak

Banyak hasil penelitian yang menunjukkan kelebihan probiotik sebagai feed suplement pada pakan ternak. Probiotik yang terdapat pada saluran pencernaan dapat menetralisir toksin yang dihasilkan oleh mikrobia patogen, menghambat pertumbuhan mikrobial patogen dengan mencegah kolonisasi di dinding usus, mempengaruhi aktivitas enzim di dalam usus, dan meningkatkan pertumbuhan serta performans ternak.Pada ternak ruminansia pengaruh probiotik secara umum adalah meningkatkan kecernaan bahan kering pakan, khususnya fraksi serat kasar. Pada sapi muda, probiotik akan menaikkan pertambahan berat badan dan konsumsi pakan. Pada sapi perah akan meningkatkan produksi susu dan lemak susu dan pada sapi pedaging akan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan pertambahan berat hidup.

Probiotik yang diberikan dalam pakan sebagai feed suplement ternyata memiliki kemampuan dalam meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak. Pada keadaan ternak mengalami stress seperti laktasi, kebuntingan, kelahiran, transportasi, penyapihan, perubahan pakan dan cuaca, penggunaan probiotik sangat dianjurkan. Stress sebagai akibat dari sejumlah perubahan kondisi lingkungan fisik maupun emosi seperti tersebut di atas menyebabkan sekresi hormon-hormon adenotropik oleh kelenjar pituary sehingga menstimuluir adrenal korteks untuk mensintesa kortikoid. Hal tersebut mempengaruhi fisiologis tubuh ternak termasuk produksi getah lambung di mana akan menaikkan keasaman lambung. Keadaan asam lambung tersebut akan menyebabkan peningkatan serangan penyakit oleh mikrobia patogenik. Penggunaan probiotik dalam kondisi ini memberikan hasil yang efektif, karena akan menetralisisr serangan mikrobia patogen.

Bentuk Probiotik dan Cara Penggunaannya.

Bentuk probiotik bermacam-macam. Probiotik yang berbentuk pasta atau kapsul memungkinkan pemberian pada ternak secara langsung melalui mulut. Produk dalam bentuk mudah larut (soluble powder) digunakan dengan melarutkan dalam minuman ternak, dipercikkan pada jerami padi atau dicampur kedalam susu buatan/pengganti (milk replacer) pada ternak muda (pedet), demikian pula yang berbentuk cair. Dalam bentuk tepung atau granula, probiotik digunakan sebagai bahan tambahan paling akhir dalam pembuatan ransum (final ration), maupun sebagai campuran dalam pembuatan pelet.

Penggunaan probiotik sebagai salah satu produk bioteknologi di bidang peternakan sekarang ini merupakan suatu harapan dalam menghasilkan pakan yang berkualitas dan meningkatkan kesehatan serta performans ternak. Sehingga penggunaan probiotik ini secara langsung akan menghasilkan produk ternakseperti daging, susu dan telur yang berkualitas serta dalam jumlah yang meningkat. (DARI BERBAGAI SUMBER)